Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan hasil belajar siswa SMK PGRI Subang

Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan hasil belajar siswa SMK PGRI Subang

Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan hasil belajar siswa SMK PGRI Subang

Oleh : Wahyu Sunandar, S.Pd.I

Guru PAIBP SMK PGRI Subang 2024

Pendidikan adalah faktor kunci dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pentingnya penguasaan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja sangat ditekankan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Penggunaan model pembelajaran di SMK sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta mempersiapkan siswa untuk dunia kerja. Berbeda dengan jenjang pendidikan lainnya, SMK lebih menekankan pada keterampilan praktis yang sesuai dengan bidang keahlian siswa, seperti teknik, bisnis, dan layanan kesehatan. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran yang tepat menjadi kunci dalam mencapai tujuan tersebut.

Salah satu model pembelajaran yang banyak diterapkan di SMK adalah Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning). Kedua model ini menitikberatkan pada pembelajaran aktif, di mana siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi juga terlibat langsung dalam menyelesaikan proyek atau masalah nyata yang terkait dengan kompetensi mereka.

Model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) juga populer di SMK karena menghadirkan situasi nyata yang sering dihadapi di dunia kerja. Di jurusan Tata busana misalnya, siswa bisa diberi kasus desai baju yang harus mereka analisis dan cari solusinya. Dalam hal ini PBL mendorong siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah secara mandiri, dan bekerja sama dengan rekan-rekannya untuk menemukan solusi yang terbaik.

Dengan penerapan PBL ini, guru di SMK PGRI Subang berperan sebagai fasilitator, memberikan bimbingan kepada siswa dalam mengarahkan proses belajar mereka. Ini membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif, relevan, dan kontekstual dengan dunia kerja. Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dan masalah juga membantu mengembangkan soft skills siswa, seperti komunikasi, kerja tim, dan manajemen waktu, yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat di SMK PGRRI Subang seperti ini membantu siswa untuk tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan keterampilan mereka secara praktis dan relevan dengan tuntutan industri atau bidang kerja yang mereka pilih.

Konsep Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model Problem Based Learning merupakan metode pembelajaran yang berbasis pada pemecahan masalah nyata. Dalam PBL, siswa diberikan sebuah masalah yang relevan dengan kehidupan nyata atau sesuai dengan bidang keahlian yang dipelajari, dan mereka diharapkan untuk mencari solusi melalui proses berpikir kritis dan kolaboratif. Hal ini bertujuan agar siswa lebih terlibat secara aktif dalam pembelajaran serta mengembangkan keterampilan problem-solving yang dibutuhkan di dunia kerja.

Menurut Barrows (1996), PBL membantu siswa untuk membangun pengetahuan baru melalui pengamatan, analisis, dan solusi atas masalah yang diberikan. Pembelajaran ini tidak hanya menekankan pada hasil akhir, tetapi juga pada proses pencarian solusi, sehingga siswa mampu memahami konsep secara lebih mendalam.

Penerapan PBL di SMK PGRI Subang

Di SMK PGRI Subang, penerapan model pembelajaran PBL dimulai dengan identifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan jurusan yang diajarkan. Sebagai contoh, pada jurusan Teknik Otomotif (TO), siswa diberikan masalah seperti cara merancang dan memperbaiki mesin motor yang rusak.

Langkah-langkah penerapan PBL di SMK PGRI Subang meliputi:

1.     Pemberian Masalah Nyata: Guru memberikan sebuah masalah yang relevan dengan bidang keahlian siswa. Dalam jurusan TO, misalnya, siswa harus memecahkan masalah jaringan kelistrikan motor yang rusak.

2.     Diskusi dan Kolaborasi: Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diminta untuk mendiskusikan solusi yang mungkin. Diskusi ini memungkinkan mereka untuk bertukar pengetahuan dan saling belajar satu sama lain.

3.     Penelitian Mandiri: Setelah diskusi, setiap kelompok diberikan waktu untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Mereka dapat mencari informasi dari berbagai sumber, termasuk buku, internet, dan konsultasi dengan ahli.

4.     Presentasi/ menyajikan hasil: Setelah menemukan solusi, setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Guru kemudian memberikan feedback atas presentasi siswa.

5.     Refleksi dan evaluasi: Guru dan siswa melakukan refleksi atas apa yang telah dipelajari dari solusi yang dihasilkan serla melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sesuai materi yang dipelajari

Peningkatan Hasil Belajar

Berdasarkan observasi di SMK PGRI Subang, penerapan PBL telah memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Beberapa indikator peningkatan hasil belajar di antaranya:

Ø  Meningkatnya Pemahaman Konsep: Siswa menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pembelajaran karena mereka terlibat aktif dalam mencari solusi masalah.

Ø  Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif: PBL memaksa siswa untuk berpikir di luar kebiasaan, sehingga mereka mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas dalam memecahkan masalah.

Ø  Motivasi Belajar yang Lebih Tinggi: Dengan menghadapi masalah nyata yang relevan dengan bidang mereka, siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar dan mencari solusi terbaik.

Penelitian yang dilakukan oleh Savery dan Duffy (2001) juga mendukung bahwa PBL meningkatkan motivasi siswa karena mereka terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan melihat manfaat langsung dari apa yang mereka pelajari.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan atau Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning di SMK PGRI Subang telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, terutama dalam hal pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis, dan motivasi belajar. Dengan menghadirkan masalah-masalah nyata dalam pembelajaran, siswa menjadi lebih terlibat aktif dan mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka di dunia nyata.

Sebagai saran, untuk sekolah-sekolah lain yang ingin meningkatkan hasil belajar siswa, PBL dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang efektif, terutama di SMK yang menekankan pada keterampilan praktis dan aplikasi dunia kerja.

 

Sumber :

Barrows, H. S. (1996). Problem-based learning in medicine and beyond: A brief overview. New Directions for Teaching and Learning, 1996(68), 3-12.

Savery, J. R., & Duffy, T. M. (2001). Problem-based learning: An instructional model and its constructivist framework. Educational Technology, 35(5), 31-38.

 


Share: